Skip to main content

Posts

Showing posts from December, 2021

Lebih Mempesona

Lebih Memesona Berapa kali  Matamu memandang Berapa kali jemarimu Menyentuh dan membelainya Tak sebanding  Kau memandang Menyentuh dan membelaiku Tak peduli waktu Pagi siang atau malam Selalu membersamainya Lengket seperti magnet Tak pernah berpisah Kemana pun kaki melangkah Ya,  Dia lebih ... Memesona  Menarik perhatian Memikat  hatimu  Nyatanya,  Meski kau di sisiku Matamu .... Jemarimu .... Hatimu .... Selalu tertuju padanya Aku tahu,  Dia lebih pintar  Mampu memahami setiap kode yang kau beri Dia lebih mengerti dirimu Tak pernah menolak Dan berkata tidak Menuruti setiap perintah Nyatanya,  Meskipun tak ada jarak di antara kita Namun ada dia di antara kita Sragen, 12 Desember 2021

Kasihmu

Kasihmu Kisah haru dan pilu Rumini dan ibu Menjadi babak baru Dalam legenda Mahameru Wujud cinta Anak kepada ibu Terlukis dalam kisah pilu Tragedi Mahameru Mungkin pilihan berat bagimu Bagai makan buah si malakama Rasa cinta mengukuhkan jiwa Tak rela meninggalkan ibu Berjuang sendiri  Melawan maut Kau memilih menjemput maut  Merelakan tubuh tenggelam Dalam lautan abu membara Hingga nafas terakhir  Bersama dekapan kasih ibu Aku belajar darimu Tentang tulusnya kasih Dan bakti kepada ibu Sragen, 7 Desember 2021

Mahameru

Pilunya Meru Bumi tampak gelap Berselimut awan pekat Diiringi  hujan lebat Hawa panas merasuk Menyusuf di sela-sela kabut Dalam sekejap Meru mengamuk Memuntahkan isi perut Meluruhkan rumah-rumah Rata dengan tanah Hiruk pikuk warga Dalam teriakan  Jerit dan  tangis Melengking memecah kesunyian Melangkah tanpa arah Berlarian mencari keselamatan diri Dalam sekejap Lelehan abu membentang bagai lautan Pohon mengering Rumah-rumah tenggelam  Dalam lautan abu Sragen, 3 Desember 2021

Aku

Aku Dulu aku gadis kecil Milik ayah dan ibu Dirawat dan dibesarkan oleh mereka Dengan penuh cinta Selalu dijaga dari bahaya Agar tenang dan aman  Jiwa raga Dicukupkan segala hajat  Kini aku telah berbeda Menjadi ibu rumah tangga Segala lelah terasa Menyapa dalam segala masa Namun bibir terkunci rapat Seperti dalam dunia penat Demi kata taat Lelah dan penat Semua terlewat Dengan setitik harap Tak ada air mata Meleleh di bola mata Senyum bahagia di dunia  Dan di surga Sragen, 6 Desember 2021  

Berapa Lama

Berapa Lama Dua warsa  Bukan masa yang singkat  Untuk menjalani kehidupan  Tetapi,  Dua warsa  Bukan masa yang lama untuk menyembuhkan luka  Luka tanpa goresan Luka tanpa darah Namun sakit lebih parah Entah, Berapa lama lagi Masa yang diminta Untuk mengeringkan luka Ataukah sirnanya luka Bersama sirnanya ruh dalam jiwa Sragen, 6 Desember 2021

Kala Itu

Kala Itu M. Rahayu Tubuh membujur kaku Dalam liang kubur Bersandar batu Beralas tanah  Dan berselimut kain kapan Dihadapkan ke kiblat Terbuka raut muka Kulit pipi merengkuh tanah Keluarga kerabat dan sahabat Meneteskan air mata  Meratap dalam tatapan sendu Hingga tak berapa lama Perlahan, Bongkahan tanah berjatuhan  Membentuk gundukan Kaki penggali kubur Berpijak di atasnya Menginjak-injak tanah  Hingga padat dan mengeras Sesaat kemudian Penghantar jasat Memalingkan  muka  Jasad pun mendengar  Derap langkah kaki mereka Kala itu, Roh terduduk Kaki melunjur  Tubuh  merentang tegak Panggilan menyayat hati Kepada penghantar kubur Tak ingin ditinggalkan Rasa  takut mulai menghantui Sayang seribu sayang Panggilan diabaikan Sragen, 6 Desember 2021

Perpisahan

Perpisahan Perpisahan itu pasti Cepat atau lambat Kita hanya menunggu waktu Entah siapa Yang pergi lebih dulu Aku kau atau kita berdua Selama masih ada waktu Mari kita syukuri Saling menikmati menyayangi mengingatkan dan menjaga Karena bukan kebetulan Aku dan kamu dipertemukan Bukan kebetulan  Jika saatnya tiba  Aku dan kamu dipisahkan Jangan biarkan Ego yang tak ingin merendah Hasrat dunia sesaat Merusak kebersamaan Dan mengakhiri segalanya Saat semuanya sudah berakhir Penyesalan yang tersisa Sragen, 6 Desember 2021

Wanita

Wanita, Kala hatinya rapuh, Tidak mampu menyimpan segala beban   Menahan api cemburu Seperti menggenggam bara  Kecewa marah dan menangis Menjadi rahasianya Saat melihat tingkah Tidak berkenan di hati Setidaknya,  Kau bisa mengerti Segala rasa di hatinya Sebagai bukti cinta Bukan ego semata Karena cinta doa dan pengabdian  Persembahan tulus dari nya Kala hatinya rapuh, Dia tidak ingin  Kau pergi melangkah Dan berbalik arah Karena hatinya akan patah Kala hatinya rapuh, Dia ingin didekati  Dan dimengerti Kau membawa sebongkah senyum indah Mengharap dekap erat Dan peluk hangat  Dia ingin menjadi anugrah terindah Dan lembaran syurgamu Dengan memuliakan dia  Demi menggapai muliamu  Di mata-Nya Sragen, 6 Desember 2021

Kabut di Hati

Kabut di Hati Meskipun ruang hati Tersekat kabut pekat Setidaknya, Sediakan setitik tempat  Di ruang hati Untuk bisa bernapas  Menghirup udara segar Bibir bisa tersenyum  Dan kaki lebih ringan melangkah  Mengikuti lajunya roda kehidupan Setiap lelah  Akan terasa indah  Karena segalanya dengan niat lillah Perlahan,  Kabut pekat yang gelap Menyelimuti ruang hati Akan memudar Berganti secercah sinar mentari  Menerangi ruang hati Sragen, 5 Desember 2021

Entah

Entah  Entah berapa lama lagi Hati ini butuh waktu Untuk memulihkan jiwa Dari segala luka Seolah tak ada waktu yang tersisa Untuk melupakan sejenak Segala duka yang mendera Dalam setiap waktu Hitungan detik menit jam Hari bulan dan tahun  Telah berlalu Selalu membayang di pelupuk mata Terngiang dalam ingatan Segala tinggah yang kau unggah Masih adakah waktu Untuk rehat sejenak Dari segala rasa kalut  Yang menggelayut dalam setiap denyut Entahlah,  Hanya Dia yang tahu Yang mengatur segala waktu Sekarang dan yang akan datang Sragen, 3 Desember 2021