Skip to main content

Gelisah

Gelisah
M. Rahayu
Hidup dalam pusaran gelisah
Kecemasan dan kekhawatiran
Mengusik ketenangan hati

Seakan tak ada lagi tempat bersandar
Tumpuan dan pegangan hidup
 telah patah

Saat hidup dalam belenggu
Kebebasan dikebiri
Bagai burung dalam sangkar besi

Riuh berita kematian Berkumandang di masjid-masjid
Bertebaran di media sosial dan grup

Suara sirine ambulan mengiang di telinga
Menyiutkan nyali yang mendengar

Kematian seolah di ujung penantian
Bisa datang kapan saja
Tanpa memilih waktu dan tempat
Tanpa memandang batas usia
Sragen, 8 Juli 2021

Comments

Popular posts from this blog

Puisi "Maafkan Aku"

Maafkan Aku Karya: M. Rahayu Maafkan aku, Selama bersamamu Aku belum mampu  Menjadi pena hitam Dalam lembaran hidupmu Mengukir kebahagiaan Menghadirkan senyum di wajahmu Apalagi tawa di bibirmu Maafkan aku, Selama bersamamu Aku  hanya pena merah Selalu membuatmu marah Memberi goresan luka Rasa sakit yang menghimpit Perih mengiris hati Di sepanjang hidupmu Maafkan aku, Segala daya upaya Sudah ku coba Untuk memahamkan diri Agar aku mengerti Sebagai diri yang berarti Dan menjadi yang kau ingin Sragen, 22 Juni 2020

Purnama

Purnama Senja mulai beranjak pergi Menyelinap di balik gelapnya malam  Aku beranjak dari tempat duduk Melangkahkan kaki Menuju pintu jendela Perlahan ku buka pintu  Hembusan angin malam Langsung menyeruak masuk Mulai menyapa kulit Dan membelai rambutku  Yang mengurai di bahu Sesekali ku gosokkan kedua tangan Untuk mengusir dingin yang kian mengusik Aku berdiri menatap langit Menanti hadirnya sang rembulan  Di malam bulan purnama Untuk mengurai kegelapan Yang menyelimuti hati Aku terus menghitung waktu Hingga malam semakin larut Namun rembulan tak jua datang Masih enggan menyinari bumi Sragen, 6 Okt 22