Skip to main content

Posts

Showing posts from June, 2020

Puisi "Cinta Istimewa"

Cinta Istimewa Oleh M. Rahayu Cinta Istimewa Sekokoh batu karang  Tetap tegak berdiri  Meski badai ombak Datang menerjang Cinta Istimewa Tak pernah surut Seperti air laut Yang tak peduli musim Walau selalu berganti Cinta Istimewa Tak pernah mengering Bagai oase di gurun pasir Yang tandus dan gersang Cinta Istimewa Tak mudah terkikis Oleh derasnya air mengalir Di sepanjang hilir Cinta istimewa Selalu terjaga Tak pernah tergoda Oleh hasrat dan rupa Meski seribu rayuan  Merasuk sukma Pesona rupa Menggugah jiwa Cinta istimewa Selalu terjaga Tak pernah ternoda Sragen, 20 Juli 2020

Puisi "Kekasih Khayalan"

Kekasih Khayalan Oleh M. Rahayu Hadir dalam benakku Angan dan impian Kekasih khayalan Kekasih dalam kesempurnaan Tanpa titik noda dalam pribadinya Kekasih khayalan Meski menjadi dambaan Tak mungkin ku jumpa Di dunia nyata Hanya menjadi bayangan Dalam angan dan impian Kekasih khayalan Tak mungkin ku dekap Tak mungkin ku rengkuh Dalam hangatnya cinta Dalam syahdunya rasa Kekasih khayalan Hanya bayang semu Dalam hasratku Tak mungkin bertemu Dalam seluruh waktu Hingga habis masaku Sragen, 28 Juni 2020

Puisi "Keyakinanmu"

Keyakinanmu Oleh M. Rahayu Dulu kau banggakan Keyakinanmu sekuat baja Sekokoh batu karang Tak mudah goyah  Oleh terpaan badai Tidak  tergerus  Oleh derasnya air   Nyatanya... Kini telah berbeda Pada satu titik tertentu Keyakinanmu melemah Keyakinanmu goyah Benteng hatimu runtuh Karena setitik debu  Menghampiri dirimu Membutakan mata hatimu Hilangnya jati diri Sirnanya kearifan budi Sragen, 28 Juni 2020

Puisi "Mencintaimu"

Mencintaimu Oleh M. Rahayu Dulu,  Mencintaimu bagai anugerah Karenamu aku mendapat hidayah Aku bisa berhijrah Penampilan ku berubah Demi tuntutan syariah Kini, Mencintaimu bagai musibah Hatimu terbelah Jiwaku resah Rasaku seakan pecah Masihkah mencintaimu Yang mengoyak hati Mencincang jiwa Membelah raga Aku merasa lelah Ingin berhenti melangkah Menuju  titian hijrah Sragen, 20 Juni 2020

Puisi "Nafsu Liar

Nafsu Liar Oleh M. Rahayu Nafsu  liar Tanpa jerat kendali Menguasai jiwa manusia Bagai sarang penyakit Menggerogoti hati dan jiwa Menusuk merusak sukma Nafsu liar Tumbuh merekah Berurat dan berakar  Pada jiwa manusia Yang kosong iman  Nafsu  liar Menuntun manusia Mengukir dosa Di lembaran hatinya Nafsu liar Menggiring manusia  Menggali jurang nista Menuju lembah hina Jangan biarkan ... Nafsu liar  Menjadi  penguasa dan bertahta Di hati manusia Jangan biarkan ... Nafsu liar Mengendap dan bersarang dalam jiwa manusia Meruntuhkan benteng iman Menjadikan jiwa tak berdaya Bentengi hati dengan iman  Hadirkan makrifat keyakinan Menjadi pelita Memberi cahaya penerang Pada hati yang gelap Sragen, 29 Juni 2020

Puisi "Maafkan Aku"

Maafkan Aku Karya: M. Rahayu Maafkan aku, Selama bersamamu Aku belum mampu  Menjadi pena hitam Dalam lembaran hidupmu Mengukir kebahagiaan Menghadirkan senyum di wajahmu Apalagi tawa di bibirmu Maafkan aku, Selama bersamamu Aku  hanya pena merah Selalu membuatmu marah Memberi goresan luka Rasa sakit yang menghimpit Perih mengiris hati Di sepanjang hidupmu Maafkan aku, Segala daya upaya Sudah ku coba Untuk memahamkan diri Agar aku mengerti Sebagai diri yang berarti Dan menjadi yang kau ingin Sragen, 22 Juni 2020

Puisi "Antara Dosa dan Nikmat"

Antara Dosa dan Nikmat Karya: M. Rahayu Dosa bagaikan api  Menyala dalam kegelapan Hati yang dipenuhi bulir-bulir dosa Seakan menjadi gelap Hati hitam pekat Hati yang bergelimang dosa Jauh dari cahaya-Nya Karena api kegelapan  Akan menjadi tirai Penutup mata dan hatinya Sementara itu ... Jiwa manusia yang berhias kebaikan Akan menghidupkan iman Penakhluk akhlak buruk Yang akan menyulut api kegelapan  Benteng iman yang kokoh Sebagai perisai kuat Merobohkan benteng kejahatan Dan  melepaskan manusia  Dari lembah kegelapan Menuju cahaya benderang Namun, Jika iman  tidak kokoh Ia akan mudah goyah Dan menggiring manusia  Memasuki ladang maksiat Dan menuju lembah dosa Di saat itu.... Manusia akan  menyadari Kesucian lebih nikmat dari maksiat Karena maksiat melilit mengikat dan menyiksa  jiwa Selalu bertarung dengan hati nurani Sragen, 22 Juni 2020  

Puisi"Jagalah Cintamu"

Jagalah Cintamu Karya: M. Rahayu Jagalah cintamu Cinta yang hanya satu Bertahta dan menyatu Dalam jiwa nan angkuh Mahalkan cintamu Bagai sebuah mutiara Bukan cinta  murahan Cinta yang bisa di dapat  Siapa pun yang berhasrat Jagalah cintamu Dengan lebih ketat Demi jiwa yang rapuh   Hati yang lemah Agar tak runtuh Jangan biarkan  Gejolak rasa Menguasai relung jiwa Karena kau telah lalai Dalam menjaga cinta Sragen, 19 Juni 2020

Puisi "Aku Seorang Guru"

Aku Seorang Guru  Karya: M. Rahayu Ada beban berat Ku pikul di pundakku Nasib generasi di tanganku Karena ini kewajibanku Dan tidaklah mudah bagiku Aku harus menuntun muridku Membuka mata dan hatinya Mengikuti lajunya  dunia Yang serba multi media Peradaban dunia telah berbeda Lajunya teknologi mengubah dunia Dari dunia nyata Menjadi dunia maya Aku harus melangkah maju Berpacu dengan waktu  Mengikuti  lajunya dunia Agar tak tersingkir darinya Sragen, 17 Juni 2020

Puisi "Jangan Anggap Aku Lemah"

Jangan Anggap Aku  Karya: M. Rahayu Aku bukan wanita elegan  Namun aku mampu Mencintaimu dengan ketulusan Tapi... Jangan anggap aku rendah Menjadikan dirimu Lelaki tanpa kesetiaan Sebagai belahan jiwaku Meski aku mencintaimu Sepenuh jiwa ragaku Jangan anggap aku lemah Jangan anggap aku rapuh Hanya demi cintamu Mencintai bayang semu Ku rendahkan diriku Cukuplah bagiku Mencintai lelaki yang baik   Dengan sikap bersahaja Dan  hebat hidupnya Sragen, 14 Juni 2020

Puisi "Kehadiranmu"

Kehadiranmu Karya: M. Rahayu Kehadiranmu Kehadiranmu petaka bagiku Namun keadaan memaksaku Untuk menerimamu Menjadi bagian hidupku Meski.... Benci melilit hati Dada terhimpit sakit Kau bukan siapa-siapaku Hadir dalam kehidupanku Hari bulan dan tahun ku lalui Hidup dalam keterpaksaan Tanpa ku sadari  Kini telah berbeda Benci menjadi cinta Cinta karena biasa Kau serasa belahan jiwa Skenario dari langit  Membuatku bisa bangkit Rasa sakit yang dulu menghimpit Berganti semangat berlipat  Ku dapat berjuta manfaat Sragen, 7 Juni 2020

Puisi "Atiku Lara"

Atiku Lara Dening: M. Rahayu Sopo sing kuat nglakoni Yen ati dilarani Saben dina direwangi urip rekasa Paribasan ora weruh wayah Rina lan wengi Tanpa tandha tanpa kandha Aku mbuk tinggal lunga Uripku dadi nelangsa Ati iki dadi gela Nanging kowe ora krasa Kowe malah  karo liya Ora apa-apa, Atiku tak gawe lila Nadyan janjimu cidra Ngene iki nasibe wanita Sing ditandhing rasa Lan ditandhing rupa Ora apa-apa, Terusna lakumu Gawe lara atiku Mbesuk bakal nampa Kaya sing tak rasa Sragen, 7 Juni 2020

Puisi " Aku Bukan Siapa-siapa"

Aku bukan siapa-siapa Karya: M. Rahayu Aku bukan siapa-siapa Tak mampu bertutur lembut Setiap kata yang terucap Serasa menghujam dalam hati  Hingga membangkitkan  kesadaran Siapa saja yang mendengar Aku bukan siapa-siapa Bukan pujangga cinta  Bukan pula Sang Maha cinta Mampu menggetarkan hati manusia Atau pun menggoncang dunia Aku bukan siapa-siapa Aku hanya punya cinta  Cinta yang luar biasa Tak semua orang bisa Sragen, 6 Juni 2020

Puisi "Mawar Hitam"

Mawar Hitam Karya: M. Rahayu Mawar di taman hati Tak lagi menghiasi diri Harum baunya telah pergi Di telan  pahitnya mimpi Kuntumnya tak lagi merekah Mewarnai pesona taman hati Di telan janji manis  Kuntum mawar mulai layu Tanpa siraman kasih sayang Karena cinta melayang Kuntum mawar menghitam  Dan membusuk di tangkai Dunia pun serasa kelam Tangan-tangan lembut Tak lagi menyentuh Enggan mendekat  Dan kian menjauh Bagai sampah menjijikkan Hanya lalat yang mendekat Menjadi teman dalam kelamnya Hidup mawar hitam Sragen, 14 Juni 2020

Puisi "Badai"

Badai Karya: M. Rahayu Kau guncang bumi seisinya Pohon terkapar tak berdaya Daun berterbangan tak tahu rimba Di terpa angin badai Dalam hitungan detik Atap berterbangan  Rumah tak lagi berdiri Luruh rata bersama tanah Kepanikan terlukis  Di wajah tak berdosa  Jerit dan tangis mewarnai keluarga Keselamatan diri lebih uatama Harta tiada harga Sragen, 30 Oktober 2019

Puisi "Empat Puluh Tujuh Derajat"

Empat Puluh Tujuh Derajat Kaya: M. Rahayu Bumi menggeliat menahan bara surya Tubuh seakan menguap Keringat mengucur deras Kulit serasa terbakar Helai kain pun enggan melekat Pangkal tenggorokan serasa menggelitik Saat tetes air menyentuh Tak jua menghapus dahaga Empat puluh tujuh derajat suhu di darat Lelehkan kulit jalanan Lepuhkan kaki telanjang Sragen, 27 Oktober 2019

Puisi "Kemarau Panjang"

Kemarau Panjang Karya: M. Rahayu Saat ku melintas di luar Tampak pohon mengerang kesakitan Batang meronta kehausan Akar berteriak Daun pun tak sanggup bertahan Luruh jatuh ke bumi Sawah ladang menghampa Tanah mengering Impian petani kandas Di telan kemarau panjang Tubuh ini serasa enggan berdiri Siaga malam menunggu antrean panjang Loket tiada tiket pun tak punya Sementara ember sudah berbaris rapi Menanti giliran tiba Sragen, 26 Oktober 2019

Puisi "Tentara Nasional Indonesia"

Tentara Nasional Indonesia Karya: M. Rahayu Ayunan derap langkah kaki Prok prok rok bunyi sepatu Jalan tegap dan berirama Penuh kemantapan Baju loreng gagah perkasa Senjata tersemat di bahu Siap maju membasmi musuh Jadilah kebanggaan rakyat Negara hebat bermartabat Tingkatkan nasionalisme Jiwa penuh semangat Seperti api membara Tangan kekar sekuat baja Siap bela negara Hidup demi rakyat Sragen, 5 Oktober 2019

Puisi "Manusia Gerobak"

Manusia Gerobak Karya: M. Rahayu Langit sebagai atap rumah Bumi sebagai lantai Kardus penghias dinding rumah Panas dan hujan menjadi teman Roda-roda berkarat Saksi bisu Hidup penuh liku Kaki melangkah tanpa alas Menyusuri lorong sempit Hidup tak tentu arah Dalam sekejap selalu berpindah Jadi incaran polisi masyarakat Demi sesuap nasi Rela diperlakukan tak manusiawi Sragen, 3 Oktober 2019

Puisi "Agen Rakyat Milenia"

Agen Rakyat Millenia Karya: M. Rahayu Selamat datang Agen rakyat millenia Pembawa impian rakyat Duduk dan bertahta Di singgasana istana Laksanakan amanat rakyat Bukalah mata Angkatlah bicara Tunjukkan pribadimu Sidang paripurna Sebagai ajang aspirasi Mencari solusi Bukan perebutan kursi Sragen, 2 Oktober 2019

Puisi "Pahlawan Milenia"

Pahlawan Millenia Karya: M. Rahayu Kau tunjukkan aksimu Bak singa kelaparan Kobarkan semangat Bagai api membara Kaulah pendobrak gedung rakyat Dengan lantang Teriakkan aspirasi rakyat Korbankan jiwa raga Tuk menumpas kedholiman Membela ketertindasan Ayo pahlawan millenia Rapatkan barisan Luruskan niat Meski berat kau rasa Kau pasti bisa Sragen, 27  September 2019

Puisi " Berselimut Kabut"

Berselimut Kabut Karya: M. Rahayu Kabut pekat menyelimuti Sejauh mata memandang Hilanglah jarak pandang Bagai malam tanpa bintang Masyarakat terbelenggu Segala aktivitas serasa lumpuh Anak sekolah hilang keceriaan Menimba ilmu pun tak mampu Pohon di hutan meranggas Dilalap si jago merah Ranting dan dahan luruh  Menyisakan arang dan abu Tinggal satu harapan Hujan datanglah.... Padamkan amarah Si jago merah Sragen, 26 September 2019

Puisi "Bumiku Menangis"

Bumiku Menangis Karya: M, Rahayu Hutan merintih pedih Api berkobar kian membara Lenyapkan paru-paru dunia Bumi semakin gelap Kepulan asap menggeliat Mencekik leher sesak di dada Rakyat telah merasa gelisah Hati  menjadi resah Jiwa bergejolak bagai digoyang ombak Jangan biarkan bumiku musnah Hilang segala bentuk Kandas tak berbekas Sragen, 26 September 2019

Puisi "Gejolak Rasa"

Gejolak Rasa Karya: M. Rahayu Ketika hadir perasaan lain Bertahta dalam hati Yang tak mampu terkendali Mengacak-acak damainya cinta Yang telah lama terjalin Ada gejolak rasa Hadir  pada satu titik  Yang tak terduga Membuat hati tak mampu  lagi  Menentukan sebuah pilihan  Untuk tetap bertahan  Pada satu ikatan Namun batin tertekan Atau melepaskan untuk berpisah Bagai kaca yang telah pecah Sragen, 2 Juni 2020

Puisi "Tetes Air Hujan"

Tetes Air Hujan Karya: M. rahayu Langkah kaki terseok Menyusuri jalan berbatu Yang sunyi dan lengang Mendung hitam menggelantung Mengiringi langkah kakiku Tanpa arah dan tujuan Hanya ku turuti kata hati Ke mana kaki melangkah Tetesan air hujan Mengguyur kain Yang melekat di tubuh Air terus mengalir  Seiring tenggelamnya senja Di peraduan malam Ku teguk tetesan air hujan Kumainkan di mulut Mengalir perlahan Membasahi tenggorokan Ku simpan dalam akar perutku Untuk mengganjal rasa lapar Demi menghidupiku Sragen,  1November 2020