Skip to main content

Puisi "Antara Dosa dan Nikmat"

Antara Dosa dan Nikmat
Karya: M. Rahayu

Dosa bagaikan api 
Menyala dalam kegelapan
Hati yang dipenuhi bulir-bulir dosa
Seakan menjadi gelap
Hati hitam pekat

Hati yang bergelimang dosa
Jauh dari cahaya-Nya
Karena api kegelapan 
Akan menjadi tirai
Penutup mata dan hatinya

Sementara itu ...
Jiwa manusia yang berhias kebaikan
Akan menghidupkan iman
Penakhluk akhlak buruk
Yang akan menyulut api kegelapan 

Benteng iman yang kokoh
Sebagai perisai kuat
Merobohkan benteng kejahatan
Dan  melepaskan manusia 
Dari lembah kegelapan
Menuju cahaya benderang

Namun,
Jika iman  tidak kokoh
Ia akan mudah goyah
Dan menggiring manusia 
Memasuki ladang maksiat
Dan menuju lembah dosa

Di saat itu....
Manusia akan  menyadari
Kesucian lebih nikmat dari maksiat
Karena maksiat melilit mengikat dan menyiksa  jiwa
Selalu bertarung dengan hati nurani
Sragen, 22 Juni 2020

 



Comments

Popular posts from this blog

Puisi "Maafkan Aku"

Maafkan Aku Karya: M. Rahayu Maafkan aku, Selama bersamamu Aku belum mampu  Menjadi pena hitam Dalam lembaran hidupmu Mengukir kebahagiaan Menghadirkan senyum di wajahmu Apalagi tawa di bibirmu Maafkan aku, Selama bersamamu Aku  hanya pena merah Selalu membuatmu marah Memberi goresan luka Rasa sakit yang menghimpit Perih mengiris hati Di sepanjang hidupmu Maafkan aku, Segala daya upaya Sudah ku coba Untuk memahamkan diri Agar aku mengerti Sebagai diri yang berarti Dan menjadi yang kau ingin Sragen, 22 Juni 2020

Purnama

Purnama Senja mulai beranjak pergi Menyelinap di balik gelapnya malam  Aku beranjak dari tempat duduk Melangkahkan kaki Menuju pintu jendela Perlahan ku buka pintu  Hembusan angin malam Langsung menyeruak masuk Mulai menyapa kulit Dan membelai rambutku  Yang mengurai di bahu Sesekali ku gosokkan kedua tangan Untuk mengusir dingin yang kian mengusik Aku berdiri menatap langit Menanti hadirnya sang rembulan  Di malam bulan purnama Untuk mengurai kegelapan Yang menyelimuti hati Aku terus menghitung waktu Hingga malam semakin larut Namun rembulan tak jua datang Masih enggan menyinari bumi Sragen, 6 Okt 22  

Gelisah

Gelisah M. Rahayu Hidup dalam pusaran gelisah Kecemasan dan kekhawatiran Mengusik ketenangan hati Seakan tak ada lagi tempat bersandar Tumpuan dan pegangan hidup  telah patah Saat hidup dalam belenggu Kebebasan dikebiri Bagai burung dalam sangkar besi Riuh berita kematian Berkumandang di masjid-masjid Bertebaran di media sosial dan grup Suara sirine ambulan mengiang di telinga Menyiutkan nyali yang mendengar Kematian seolah di ujung penantian Bisa datang kapan saja Tanpa memilih waktu dan tempat Tanpa memandang batas usia Sragen, 8 Juli 2021