Skip to main content

Menulis sebagai Terapi untuk Meringankan Beban di Hati

 Menulis sebagai Terapi untuk Meringankan Beban di Hati

oleh M. Rahayu

          Semua orang pada dasarnya pasti pernah mengalami masalah dalam kehidupannya. Mungkin hanya tingkatan atau kadar berat dan ringannya yang berbeda. Ketika kita sedang mengalami masalah dalam hidup kita, mungkin kita akan merasakan sedih, kecewa, terluka, atau pun sakit hati. Dan hal tersebut akan mengakibatkan beban di hati akan bertambah. Apabila kita terlalu sering memendam masalah  dalam hati, kemungkinan akan mempermudah kita untuk mengalami depresi atau stres. Setiap  orang tentunya tidak ingin ada beban yang mengganjal di hatinya. dan kita akan berusaha bagaimana caranya agar beban di hati dapat di hilangkan atau paling tidak dapat berkurang. Setiap orang tentunya akan berbeda  dalam mengatasi masalahnya. atau meringankan beban di hatinya. 

            Silakan Anda bersedih, silakan Anda menangis mana kala hati sedang dirundung masalah. tetapi jangan biarkan masalah berlarut-larut menganggu hati Anda. Percayalah bahwa matahari tidak hanya bersinar dalam satu hari. masih ada hari esok yang cerah. Jadi, janganlah terus tenggelam dalam kesedihan dan kemurungan. Anggaplah bahwa masalah itu bukan suatu beban, melainkan sebuah cara dari Allah yang diberikan kepada kita untuk menggali potensi diri kita.

          Umumnya seseorang akan mencari tempat curhat untuk menyampaikan keluh kesahnya., yaitu teman terdekatnya atau teman yang dianggap bisa dipercaya. Hal itu tentunya hanya berlaku bagi seseorang yang meiliki karakter ekstrovert atau terbuka. Jadi, ia terbiasa bercerita tentang semua hal bahkan hal-hal yang menyangkut masalah pribadinya kepada orang lain. Tetapi hal itu tidak berlaku bagi orang yang memiliki karakter introvert atau tertutup. Seseorang yang memiliki karakter introvert tidak akan mudah percaya kepada orang lain untuk berbagi cerita, apalagi tentang masalah pribadinya. Ia lebih suka memndam apa yang ia rasakan. apa yang ia alami dalam dirinya sendiri.

           Bila Anda tidak memiliki teman yang dapat dipercaya untuk Anda jadikan tempat berbagi cerita, tempat mengeluhkan semua isi hati Anda, maka menulis adalah langkah yang cocok untuk Anda. Percaya atau tidak. menulis adalah salah satu cara yang dapat digunakan sebagai terapi untuk meringankan benan di hati. Tulislah apa yang Anda rasakan, apa yang Anda pikirkan, apa yang Anda alami, apa yang Anda lihat, apa yang anda inginkan, atau apa yang tidak Anda inginkan. Tulislah semuanya yang ada dalam pikiran Anda.

           Mulailah menulis dengan tanpa memikirkan tentang tata bahasa, ejaan, kata, kalimat terlebih dahulu. Karena jika baru memulai menulis Anda sudah memikirkan tentang tata bahasa, Anda akan merasakan kesulitan dan Anda tidak akan jadi menulis. 

           Menulislah dengan penuh kebebasan dari segala beban pikiran Anda. Dengan menulis Anda akan merasakan hidup Anda lebih bersemangat dan akan ada gairah yang mengalir dalam tubuh saat jari-jari tangan Anda menggoreskan pena di atas kertas atau pun ketika jari-jari tangan Anda menari di atas keyboard laptop atau komputer Anda.

               Memang sih, menulis sebagai terapi untuk meringankan beban hati lebih cocok untuk seseorang yang memiliki karakter introvert atau tertutup. Namun, bukan berarti menutup kemungkinan bagi orang-orang yang notabene berkarakter ekstrovert. Karena menulis boleh dilakukan oleh siap saja, tanpa terkecuali. 

           Paling tidak ini berdasarkan pengalaman pribadi saya. Saya juga tipe orang yang introvert atau tertutup. Dan saya tidak mudah percaya kepada orang lain untuk tempat berbagi cerita apalagi berbagi beban di hati dengan orang lain. Saya lebih memilih untuk menuangkan seluruh isi hati saya dalam bentuk tulisan.  Saya lebih senag menulis sebagai tempat curhat saya. Menulis adalah tempat curhat paling rahasia selama kita tidak mempublikasikannya kepada orang lain atau untuk umum. 

           Dengan menyalurkan kesedihan, kekecewaan, kebencian dalam bentuk menulis akan memberikan efek yang positif dalam diri kita. Hati kita akan merasa lebih lega dan lebih nyaman  dibandingkan sebelum kita menulis.  Kemungkinan besar, jika kita sering mengulang menulis. menulis akan dapat dijadikan sebagai terapi untuk meringankan bahkan menghilangkan beban di hati.  

          Semakin sering menulis, Anda akan merasakan irama yang mengalir dalam hidup Anda, dan hidup Anda akan terasa lebih bermakna. Dengan menuliskan semua yang Anda rasakan, pikirkan, dan alami akan memunculkan perasaan bahagia yang luar biasa. apalagi ketika Anda menulis tanpa merasa ada batasan ruang dan waktu, menulis sebebas-bebasnya. Dan Anda akan lebih merasakan kebahagiaan dan kepuasan tersendiri manakala Anda mampu membuat tulisan-tilisan Anda menjadi sebuah karya yang dipublikasikan, dan dapat dibaca oleh publik atau masyarakat. 

        

            

Comments

Popular posts from this blog

Puisi "Maafkan Aku"

Maafkan Aku Karya: M. Rahayu Maafkan aku, Selama bersamamu Aku belum mampu  Menjadi pena hitam Dalam lembaran hidupmu Mengukir kebahagiaan Menghadirkan senyum di wajahmu Apalagi tawa di bibirmu Maafkan aku, Selama bersamamu Aku  hanya pena merah Selalu membuatmu marah Memberi goresan luka Rasa sakit yang menghimpit Perih mengiris hati Di sepanjang hidupmu Maafkan aku, Segala daya upaya Sudah ku coba Untuk memahamkan diri Agar aku mengerti Sebagai diri yang berarti Dan menjadi yang kau ingin Sragen, 22 Juni 2020

Purnama

Purnama Senja mulai beranjak pergi Menyelinap di balik gelapnya malam  Aku beranjak dari tempat duduk Melangkahkan kaki Menuju pintu jendela Perlahan ku buka pintu  Hembusan angin malam Langsung menyeruak masuk Mulai menyapa kulit Dan membelai rambutku  Yang mengurai di bahu Sesekali ku gosokkan kedua tangan Untuk mengusir dingin yang kian mengusik Aku berdiri menatap langit Menanti hadirnya sang rembulan  Di malam bulan purnama Untuk mengurai kegelapan Yang menyelimuti hati Aku terus menghitung waktu Hingga malam semakin larut Namun rembulan tak jua datang Masih enggan menyinari bumi Sragen, 6 Okt 22  

Gelisah

Gelisah M. Rahayu Hidup dalam pusaran gelisah Kecemasan dan kekhawatiran Mengusik ketenangan hati Seakan tak ada lagi tempat bersandar Tumpuan dan pegangan hidup  telah patah Saat hidup dalam belenggu Kebebasan dikebiri Bagai burung dalam sangkar besi Riuh berita kematian Berkumandang di masjid-masjid Bertebaran di media sosial dan grup Suara sirine ambulan mengiang di telinga Menyiutkan nyali yang mendengar Kematian seolah di ujung penantian Bisa datang kapan saja Tanpa memilih waktu dan tempat Tanpa memandang batas usia Sragen, 8 Juli 2021