Skip to main content

Sabar

Sabar
Oleh M. Rahayu
Ujian akan selalu datang
Menyapa dalam kehidupan
Setiap jiwa tak kuasa menolak

Kala ujian menerpa
Meski batin berteriak 
Jiwa meratapi
Dada kian menyesak
Tak akan mengubah apa pun

Jangan rapuh karenanya
Dunia is not a big deal
Seluruh isi dunia ini
Tidak lebih berharga 
Dari sehelai sayap seekor nyamuk

Allah memberi ujian 
Dalam setiap jiwa
Supaya hati bersabar 
Karena Allah akan selalu bersama 
Sampai Allah mengangkat derajat kita

Allah mengajari kita tawakal
Supaya hati ini tenteram 
Tidak mudah terluka 
Oleh riuh dunia yang fana

Takdir Allah selalu indah
Walau terkadang perlu airmata untuk menerimanya

Jangan mudah menyerah 
Hanya karena satu ujian
Jangan larut dan tenggelam
Karena hidup harus tetap berjalan
Sedih dan bahagia hanya sementara
Sragen, 25 November 2020

Comments

Popular posts from this blog

Puisi "Maafkan Aku"

Maafkan Aku Karya: M. Rahayu Maafkan aku, Selama bersamamu Aku belum mampu  Menjadi pena hitam Dalam lembaran hidupmu Mengukir kebahagiaan Menghadirkan senyum di wajahmu Apalagi tawa di bibirmu Maafkan aku, Selama bersamamu Aku  hanya pena merah Selalu membuatmu marah Memberi goresan luka Rasa sakit yang menghimpit Perih mengiris hati Di sepanjang hidupmu Maafkan aku, Segala daya upaya Sudah ku coba Untuk memahamkan diri Agar aku mengerti Sebagai diri yang berarti Dan menjadi yang kau ingin Sragen, 22 Juni 2020

Purnama

Purnama Senja mulai beranjak pergi Menyelinap di balik gelapnya malam  Aku beranjak dari tempat duduk Melangkahkan kaki Menuju pintu jendela Perlahan ku buka pintu  Hembusan angin malam Langsung menyeruak masuk Mulai menyapa kulit Dan membelai rambutku  Yang mengurai di bahu Sesekali ku gosokkan kedua tangan Untuk mengusir dingin yang kian mengusik Aku berdiri menatap langit Menanti hadirnya sang rembulan  Di malam bulan purnama Untuk mengurai kegelapan Yang menyelimuti hati Aku terus menghitung waktu Hingga malam semakin larut Namun rembulan tak jua datang Masih enggan menyinari bumi Sragen, 6 Okt 22  

Gelisah

Gelisah M. Rahayu Hidup dalam pusaran gelisah Kecemasan dan kekhawatiran Mengusik ketenangan hati Seakan tak ada lagi tempat bersandar Tumpuan dan pegangan hidup  telah patah Saat hidup dalam belenggu Kebebasan dikebiri Bagai burung dalam sangkar besi Riuh berita kematian Berkumandang di masjid-masjid Bertebaran di media sosial dan grup Suara sirine ambulan mengiang di telinga Menyiutkan nyali yang mendengar Kematian seolah di ujung penantian Bisa datang kapan saja Tanpa memilih waktu dan tempat Tanpa memandang batas usia Sragen, 8 Juli 2021