Skip to main content

Jangan Biasakan Melakukan "Silent Treatment"

Jangan Biasakan Melakukan "Silent Treatment"
Muji Rahayu
MTs Negeri I Sragen
Pernahkah kamu mengalami atau melakukan suatu tindakan yang dinamakan "silent treatment". Apa itu "silent treatment".  Menurut Wikipedia (Inggris) "silent treatment" merupakan sebuah perlakuan diam, yaitu penolakan untuk berkomunikasi secara verbal dan elektronik dengan seseorang yang mau berkomunikasi. Ini dapat berkisar dari sekadar merajuk hingga perilaku pengendalian yang kasar dan kejam. 
Tindakan "silent treatment" dapat terjadi dalam segala hubungan, baik  dalam percintaan dengan pasangan, hubungan antara  ibu dan anak, sesama rekan kerja, atau dalam pertemanan.
"Silent treatment" dapat menjadi sebuah tindakan  "toxic", yaitu sebagai bentuk kekerasan emosional karena dengan melakukan "silent treatment" akan menimbulkan rasa kecewa, terluka, marah, sedih, atau benci di hati  seseorang. Seseorang bisa merasa tersakiti atau terabaikan sehingga membuat ia merasa batinnya tertekan. Memang bukan fisiknya yang merasa tersakiti tetapi batinnya yang tersiksa.
"Silent treatment" bisa terjadi karena berawal dari sebuah pertengkaran Karena suatu masalah atau adanya ketidaksesuaian antara harapan dan kenyataan.  Akhirnya memilih melakukan "silent  treatment". Mengapa seseorang sampai melakukan silent treatment? 
Pertama, karena merasa bingung dan tidak tahu apa yang harus dilakukan sehingga lebih memilih untuk diam. Walaupun sebenarnya kadang di hatinya ada perasaan canggung dan ingin berbicara.Tatapi tidak tahu mau memulai dari mana untuk mengawali pembicaraan.
Kedua, karena ingin memberikan hukuman atau sebuah pembelajaran. Dengan mendiamkannya diharapkan dia bisa menyadari kesalahannya. Dan bisa introspeksi diri.
Ketiga, karena ingin menahan emosi atau mendinginkan suasana terlebih dahulu setelah sesaat bertengkar. Dengan diam beberapa waktu diharapkan dapat berfikir dengan kepala dingin dan tidak menyampaikan sesuatu yang didasarkan pada rasa atau emosi sesaat saja. Sehingga nantinya dapat menyampaikan atau mengambil keputusan yang tepat.
Sebenarnya dengan melakukan tindakan "silent treatment" bukanlah langkah yang paling tepat  di saat sebuah hubungan sedang dalam kondisi yang tidak sehat atau tidak baik. Diam bukanlah cara yang tepat untuk menyelesaikan sebuah masalah. Masalah tidak akan cepat selesai dengan diam diantara kedua belah pihak. Justru masalh akan semakin berlarut-larut tanpa penyelesaian. 
Langkah yang tepat untuk menyelesaikan masalah dalam sebuah hubungan adalah dengan membicarakannya  baik-baik dengan kedua belah pihak dan berusaha untuk saling berinterospeksi diri. Sampai ditemukan akar permasalahannya. Akhirnya kedua belah pihak bisa saling menyadari kekeliruannya dan saling memaafkan. Dan keduanya menyadari bahwa di dunia ini tidak ada pribadi yang sempurna. Dengan begitu kita akan bisa saling menerima kekurangan masing-masing. (7/1/21)

Comments

Popular posts from this blog

Puisi "Maafkan Aku"

Maafkan Aku Karya: M. Rahayu Maafkan aku, Selama bersamamu Aku belum mampu  Menjadi pena hitam Dalam lembaran hidupmu Mengukir kebahagiaan Menghadirkan senyum di wajahmu Apalagi tawa di bibirmu Maafkan aku, Selama bersamamu Aku  hanya pena merah Selalu membuatmu marah Memberi goresan luka Rasa sakit yang menghimpit Perih mengiris hati Di sepanjang hidupmu Maafkan aku, Segala daya upaya Sudah ku coba Untuk memahamkan diri Agar aku mengerti Sebagai diri yang berarti Dan menjadi yang kau ingin Sragen, 22 Juni 2020

Purnama

Purnama Senja mulai beranjak pergi Menyelinap di balik gelapnya malam  Aku beranjak dari tempat duduk Melangkahkan kaki Menuju pintu jendela Perlahan ku buka pintu  Hembusan angin malam Langsung menyeruak masuk Mulai menyapa kulit Dan membelai rambutku  Yang mengurai di bahu Sesekali ku gosokkan kedua tangan Untuk mengusir dingin yang kian mengusik Aku berdiri menatap langit Menanti hadirnya sang rembulan  Di malam bulan purnama Untuk mengurai kegelapan Yang menyelimuti hati Aku terus menghitung waktu Hingga malam semakin larut Namun rembulan tak jua datang Masih enggan menyinari bumi Sragen, 6 Okt 22  

Gelisah

Gelisah M. Rahayu Hidup dalam pusaran gelisah Kecemasan dan kekhawatiran Mengusik ketenangan hati Seakan tak ada lagi tempat bersandar Tumpuan dan pegangan hidup  telah patah Saat hidup dalam belenggu Kebebasan dikebiri Bagai burung dalam sangkar besi Riuh berita kematian Berkumandang di masjid-masjid Bertebaran di media sosial dan grup Suara sirine ambulan mengiang di telinga Menyiutkan nyali yang mendengar Kematian seolah di ujung penantian Bisa datang kapan saja Tanpa memilih waktu dan tempat Tanpa memandang batas usia Sragen, 8 Juli 2021