Skip to main content

Saat Hati Lelah

Saat Hati Lelah
M. Rahayu
Saat hati lelah 
Berdoa dan berharap
Ingatlah, 
Allah tak pernah berhenti
Mendengarkan jeritan dan doa kita

Saat hati lelah 
Dengan keadaan yang ada
Ingatlah,
Allah tak pernah berhenti menemani
Karena Dia akan slalu 
Bersama orang yang sabar

Saat hati lelah menanggung beban
Ingatlah,
Dia tidak akan memberi beban
Di luar kemampuan umat-Nya
Maka tetaplah tegar 
Melangkah dengan sabar

Saat hati lelah memberi sedekah
Ingatlah,
Allah tak pernah lelah memberi hamba-Nya
Meski hamba-Nya lalai dalam perintah-Nya
Dan tetaplah memberi 
Walau hanya senyum sederhana

Saat hati lelah memberi maaf
Ingatlah,
Allah tiada pernah lelah 
Memaafkan hamba-Nya
Dan tetaplah memaafkan
Untuk melapangkan hati 
Dari belenggu rasa benci

Saat hati lelah ingin menyerah
Sandarkan bahu pada-Nya 
Yang menguasai hati 
Menjaga siang dan malam
Tiada pernah lelah
Mendengar keluhan dan rengekan umat-Nya
Sragen, 7 April 2021

Comments

Popular posts from this blog

Puisi "Maafkan Aku"

Maafkan Aku Karya: M. Rahayu Maafkan aku, Selama bersamamu Aku belum mampu  Menjadi pena hitam Dalam lembaran hidupmu Mengukir kebahagiaan Menghadirkan senyum di wajahmu Apalagi tawa di bibirmu Maafkan aku, Selama bersamamu Aku  hanya pena merah Selalu membuatmu marah Memberi goresan luka Rasa sakit yang menghimpit Perih mengiris hati Di sepanjang hidupmu Maafkan aku, Segala daya upaya Sudah ku coba Untuk memahamkan diri Agar aku mengerti Sebagai diri yang berarti Dan menjadi yang kau ingin Sragen, 22 Juni 2020

Purnama

Purnama Senja mulai beranjak pergi Menyelinap di balik gelapnya malam  Aku beranjak dari tempat duduk Melangkahkan kaki Menuju pintu jendela Perlahan ku buka pintu  Hembusan angin malam Langsung menyeruak masuk Mulai menyapa kulit Dan membelai rambutku  Yang mengurai di bahu Sesekali ku gosokkan kedua tangan Untuk mengusir dingin yang kian mengusik Aku berdiri menatap langit Menanti hadirnya sang rembulan  Di malam bulan purnama Untuk mengurai kegelapan Yang menyelimuti hati Aku terus menghitung waktu Hingga malam semakin larut Namun rembulan tak jua datang Masih enggan menyinari bumi Sragen, 6 Okt 22  

Gelisah

Gelisah M. Rahayu Hidup dalam pusaran gelisah Kecemasan dan kekhawatiran Mengusik ketenangan hati Seakan tak ada lagi tempat bersandar Tumpuan dan pegangan hidup  telah patah Saat hidup dalam belenggu Kebebasan dikebiri Bagai burung dalam sangkar besi Riuh berita kematian Berkumandang di masjid-masjid Bertebaran di media sosial dan grup Suara sirine ambulan mengiang di telinga Menyiutkan nyali yang mendengar Kematian seolah di ujung penantian Bisa datang kapan saja Tanpa memilih waktu dan tempat Tanpa memandang batas usia Sragen, 8 Juli 2021