Skip to main content

Posts

Showing posts from December, 2020

Mutiara hikmah

Titik Terendah Ada kalanya seseorang  berada pada fase titik terendah dalam hidupnya. Pada fase itu terkadang ia bisa melakukan suatu kesalahan,  ia mengambil keputusan yang tidak benar, bahkan ia sampai kehilangan sikap bijaksananya. Terlebih lagi ia telah menggadaikan imannya demi hasrat dunia yang hanya sementara sehingga tidak ada lagi rasa sungkan di hatinya untuk melakukan kemaksiatan meskipun ia tahu itu adalah suatu kesalahan bahkan suatu dosa. Saat itulah seseorang mungkin akan kehilangan kehormatan dan ia sedang meniti pada fase titik terendah dalam hidupnya. Jika ia tidak segera menyadarinya, kemungkinan ia sedang menuju titik kehancurannya.

Takdirku

Takdirku Oleh M. Rahayu Jika engkau takdirku Akan selalu menjadi milikku Dan membersamaiku Meski sesaat kau terlepas Dari genggaman Kau akan kembali Meski kau sempat pergi Akan kembali pulang  Setelah lelah berpetualang Pergilah sesukamu Untuk melepas dahagamu  Aku tetap menunggu Hingga lelahmu Menghentikan langkah kakimu Biarlah Pangkuanku sandaran terakhirmu Hatiku Labuhan terakhirmu Sragen, 20 Januari 2021

Luka ini

Luka ini Oleh M. Rahayu Hati ini telah memaafkan Atas sakit hati yang kau goreskan Namun mengobati luka ini Tak semudah membalikkan telapak tangan Hidup tak lagi sempurna Karena ada serpihan yang hilang Rasa kasih tak lagi terbentang Luka yang kau gores Selamanya akan menganga Seperti bara api Setiap saat menyala Dan membakar jiwa Sampai kapan akan terasa Hanya waktu yang tahu

Maaf

Bukan hanya Maaf Karya: M. Rahayu Meski kata maaf tersemat  Dari bibirmu nan lembut Namun ku masih ragu Maafmu tulus dari hatimu Meski hati terbuka untukmu Sulit rasanya   Membuang kenangan itu Melupakan perlakuanmu  Meski tak ada dendam   Kadang rasa benci masih menggerogoti  Seolah berakar di dasar hati  Balutlah luka ini Dengan menghiasi hari-hariku Penuh senyuman  Dan canda tawa Hingga diri ini lupa Rasa sakit yang kau cipta  Yang selalu mengungkit Hati dan jiwa Sragen, 9 Agustus 2020

Karena Luka

Karena Luka Oleh M. Rahayu Saat hati memelihara luka Menanam rasa benci Menyimpan dendam Hidup bagai terpenjara Dalam ruang pengap kedap udara Dada terasa sempit Terhimpit dan sakit Segalanya terasa hampa Tak ada yang bisa dirasa Kecuali kecewa marah dan benci Hidup bagai dihantui Kebohongan Kepalsuan Penghianatan Rasa percaya pun sirna Setiap kata yang tersemat Tak ada yang terasa nikmat Sragen, 8 Januari 2021

Maafkan Aku

Maafkan Aku Oleh M.Rahayu Bila selama ini Sejauh kaki ini melangkah Sering membuat ulah Yang jauh dari syariah Aku hanya manusia biasa Jauh dari kata sempurna Salah dan khilaf Sebagai hiasan dalam kehidupan Hati ini terlalu lemah Dan mudah goyah Melihat gemerlapnya dunia Yang hanya fatamorgana Aku juga berharap Bisa menjadi yang kau ingin Meski kaki berat langkah Harus  merangkak dan tertatih Tunggulah aku Sabarnya hatimu Itu yang ku harap Dalam menuntun langkahku Menuju harapanmu Sragen, 21 Desember 2020

Peradaban telah Mengubah Segalanya

Peradaban telah Mengubah Segalanya Muji Rahayu MTs Negeri I Sragen Menjadi guru di era 20 tahun yang lalu berbeda dengan guru di era milenial saat ini. Kita bisa melihat beberapa perbedaan yang sangat menonjol. Perbedaan yang bisa kita lihat dan kita rasakan diantaranya: Pertama, guru di era 20 tahun yang lalu masih dekat dengan yang namanya papan tulis dan spidol. Karena memang itu sarana untuk penyampaian  pembelajaran di kelas saat itu. Pada saat itu kecanggihan teknologi belum begitu terasa di dunia pendidikan sebagai media pembelajaran. Khususnya pendidikan yang berada di daerah pinggiran yang jauh dari perkotaan. Kemajuan teknologi untuk dunia pendidikan belum begitu banyak terjangkau. Berbeda dengan guru saat ini. Untuk menyampaikan pembelajaran guru kadang tidak perlu membutuhkan spidol. Dengan kemajuan teknologi, guru bisa memanfaatkan teknologi untuk media pembelajaran. Guru bisa menggunakan laptop dan gadget untuk sarana penyampaian pembelajaran. Guru juga tidak perlu ta...

Positive Thinking

Positive Thinking Oleh M. Rahayu        Salah satu cara untuk menciptakan ketenangan hati, kita harus mampu mengolah rasa, mengolah hati, mengolah emosi, yaitu dengan positive thinking.           Mungkin ini adalah hal sulit untuk bisa kita lakukan. Apalagi jika dalam hati kita terbersit rasa iri, sakit hati, atau bahkan kebencian terhadap seseorang. Hati kita akan jauh dari yang namanya positive thinking.         Jika kita ingin meraih ketenangan hati. Rasanya hal terbaik adalah kita mencoba menata hati kita jauhkan dari rasa negative thinking.         Meski sebenarnya ada seseorang yang bersikap tidak baik kepada kita atau apa pun yang menimpa kita.         Serahkan saja semua kepada-Nya. Yakinlah bahwa setiap perbuatan pasti akan ada balasannya.        Dan apa pun yang menimpa kita, anggaplah itu karena hubungan kita sama Allah yang kurang b...

Lupakan Sakit Hatimu

Lupakan Sakit Hatimu Oleh M. Rahayu Pernahkah kamu merasakan sakit di hatimu, terluka karena seseorang? Jika ia tak perlu kamu jawab. Cukuplah hatimu saja yang merasakan. Simpan saja lukamu di hati. Saat hatimu sakit dan terluka, tentu kamu merasakan sedih, tertekan, batin tersiksa, serasa sesak di dada. Bahkan, sakit hatimu bisa mempengaruhi kehidupanmu, napsu makan berkurang, tidur pun tak nyenyak, Hingga menjadikanmu merasa malas untuk melakukan aktivitas. Tak hanya itu, jika hal itu dibiarkan hingga berlarut-larut dapat mengganggu metabolisme tubuh sampai terganggunya fungsi organ dalam tubuh. Bahkan, saat itu mungkin kamu merasa bagi mu hidupmu sudah tidak berguna, tidak berarti, kau merasa dunia seolah membencimu, hatimu seakan hancur berkeping. Entah apalagi yang kamu rasakan. Tidak apa-apa, bersedihkah, menangislah, Buatlah hatimu lega. Tetapi ingat.  Cukuplah sebentar saja kamu meratapi kesedihanmu, meratapi luka hatimu. Lalu segeralah bangkit. Jangan sampai terpuruk dalam...

Teknologi Revolusi Industri 4.0

Menghadapi Revolusi Industri 4.0 Muji Rahayu MTs Negeri I Sragen Siapa yang tidak mengenal yang namanya gaddet di zaman sekarang ini. Dari anak kecil sampai orang dewasa, hampir semua menggunakan teknologi canggih ini. Gadget sebagai salah satu sarana untuk menyambut kehadiran teknologi industri 4.0. Apa itu teknologi industri 4.0?  Revolusi Industri 4.0 merupakan fenomena yang mengkolaborasikan teknologi siber dan teknologi otomatisasi (https://aptika.kominfo.go.id).  Tidak bisa dipungkiri bahwa di zaman milenial ini kita tidak bisa berpaling dari canggihnya kemajuan teknologi. Kita tidak bisa terlepas dari yang namanya gadget. Tetapi apakah iya kita sudah menggunakan kecanggihan teknologi ini secara bijak? Ataukah justru kita sendiri yang telah diperbudak oleh yang namanya gadget.  Bagaimana tidak, kalau dalam keseharian kita tidak bisa berpaling dari yang namanya gadget. Dalam segala kondisi dan situasi kita selalu bersama dengan gadget. Bahkan,  gadget telah mamp...

Di Batas Kota

Di Batas Kota Oleh M. Rahayu Di Batas Kota ini Dulu kita mengikat janji Mengukir mimpi sehidup semati Tetapi semua telah pergi Janji yang terpatri  Mudahnya kau ingkari Ku sendiri merenda mimpi Dalam hening nya sepi Tanpa kau di sisi Di batas kota ini Sampai kapan harus menanti Mungkinkah kau kembali Membawa mimpi dan janji Inikah batas penantian akhir Kala semuanya berbeda Rambut telah memutih Kulit menjadi keriput Tulang mulai rapuh Sragen, 12 Desember 2020

Bertepuk Sebelah Tangan

Bertepuk Sebelah Tangan Oleh M. Rahayu Kiranya aku salah Menambatkan hati Untuk mencintai Kau yang tak mau mengerti Atau aku yang tak tau diri Memelihara cinta dalam luka Namun aku tak berasa Hidup dalam muara angan Cinta bertepuk sebelah tangan Tak kunjung dalam kenyataan Meski hati dan jiwa ini Tulus mencintai Dalamnya lautan kasih Tak pernah kau selami Sragen, 9 Desember 2020

Mencintaimu

Mencintaimu Oleh M. Rahayu Mencintaimu tak selalu membuatku bahagia dalam setiap waktu Kadang hati terluka Karena ulah yang kau unggah Meski begitu Hati dan jiwa ini tulus mencintai Setia membersamai mu dalam perjuanganmu Seberapa besar kesalahanmu Hati rela memaafkanmu Dan tetap menyemangati hidupmu Dengan segala kekuranganmu Karena yang ku lihat kebaikanmu Hanya doa yang ku panjatkan kepada-Nya Semoga surga tertinggi  Menjadi milik kita Sragen, 9 Desember 2020

Menanti

Menanti Oleh M. Rahayu Pagi ini Sang mentari belum juga bertahta Udara dingin kian menusuk kulit Ku nanti hadirmu menyinari bumi Menyibak kabut pagi Memberi hangat tubuh ini Butiran embun pagi Bertengger di atas  rerumputan Mewarnai suasana pagi Hingga sore datang menjelang  Masih ku nanti Hadirmu sang mentari Namun tak jua datang menyapa Berganti gerimis mengundang Rasa dingin semakin  mengusik tubuh ini Hingga malam datang menyambut Sragen, 8 Desember 2020

Kelabu

Kelabu Oleh M.Rahayu Pagi ini Mendung menggelayut di awan  Menghiasai pekatnya langit Dan menjadi kelabu  Seolah mengiringi Suasana hati ini Yang tak lagi berseri Kabut pagi merenggut mimpi  Langit biru  Tak lagi menghiasi hatiku Jiwaku serasa resah Lagi-lagi kau berulah Seolah tak pernah memberiku celah Untuk menatap matahari cerah Benang hitam  Selalu kau bentangkan  Di setiap langkahku Menjadi penghalang Untuk menghentikan langkah Sesuai yang kau titah Sragen, 7 Desember 2020  

Di Ujung Senja

Di Ujung Senja Oleh M.Rahayu Di ujung senja Aku masih menanti Hatimu yang telah pergi Sejak tadi pagi Ketika matahari mulai berlari Di atas langit yang memerah Meski senja kini telah menjadi jingga Tak jua hatimu kembali Entah di mana lagi hatimu singgah  Segeralah kembali Bawalah hatimu ke pangkuanku Jangan menunggu senja tenggelam Dan langit menjadi gelap Karena rembulan tidak selalu  datang di malam hari Menggantikan sang matahari  Sragen, 5 Desember 2020

Aku Bukan Dia

Aku bukan dia Oleh M. Rahayu Jangan samakan aku dengannya Atau menjadikan aku seperti dia Apalagi menganggap aku sebagai dia Kau perlakukan aku  Layaknya seperti dia Kau berikan rasa Yang tak benar adanya Dia yang kau puja Aku yang tersiksa Kau berikan manis untuknya Pahit yang ku rasa Jangan anggap semuanya sama Karena sesungguhnya memang berbeda Tak mungkin  Kau mendapatkan yang kau ingin Karena semuanya  Hanya semu dan fatamorgana Sragen, 4 Desember 2020

Diam

Diam Oleh M. Rahayu Diam itu ilmu Namun, Tidak diajarkan oleh  guru Tidak diajarkan di sekolah  Tidak ada dalam buku pelajaran   Diam itu, Tidak banyak bicara Tidak banyak mengeluh Tidak membuka aib Tidak pamer dan sombong Tidak suka berdebat  Diam itu, Tetap memperhatikan Tetap bergerak  Tetap berdoa Tetap menebar manfaat Diam itu, Seperti diamnya matahari tetapi terus bersinar Seperti diamnya padi tetapi terus tumbuh Seperti diamnya tanah tetapi menyimpan manfaat Sragen, 4 Desember 2020

Demi Dirimu

Demi Dirimu Oleh M. Rahayu Demi dirimu Ribuan titik air mata Telah ku curahkan Namun kau tak pernah  Memberiku senyum Demi dirimu Kaki ini tak lelah melangkah Meski seribu langkah Telah ku tempuh Demi dirimu Perasaan ini menahan resah Meski kau sering membuat ulah Demi dirimu  Jutaan doa ku lantunkan Dalam setiap sujudku Dengan penuh lillah Namun kau tak pernah peduli Atas semua ini Ego mu yang tinggi Membuatmu tak mau mengerti Sesungguhnya hati ini Hanya butuh sedikit rasa Yang bisa membuatku  Tersenyum dan tertawa Sragen, 3 Desember 2020

Aku Manusia Biasa

Aku Manusia Biasa Oleh M. Rahayu Aku manusia biasa Sering mengulang kesalahan yang sama Tidak semulia pakaianku Akhlakku masih buruk  Ilmu hanya selebar daun kelor  Hati masih dipenuhi sarang penyakit Aku manusia biasa Jauh dari sempurna Hidup bergelimang dosa Meski postinganku berisi dakwah Suka memberi petuah Namun tak sebaik yang ku unggah Aku manusia biasa Dengan segala kekurangan Sering kufur nikmat  Kebaikan hanya bagian dari liku perjuanganku Untuk melangkah di jalan ridha Illah Kebaikan yang tampak olehmu Karena keburukan yang masih tertutup olehmu  Mungkin aku lebih buruk dari prasangkamu Aku manusia biasa  Yang hanya berusaha menjadi baik Mengejar ampunan-Nya Mengemis Syafa'at Nabi-Nya Sragen, 3 Desember 2020

Ku Ingin

Ku Ingin Oleh M. Rahayu Ku ingin menjadi matahari Di antara bintang-bintang  Yang bertebaran di langit Saat matahari terbit Tak ada satupun bintang Yang tampak olehmu Ku ingin Saat aku tidur Wajah terakhirmu yang ku lihat Saat aku terbangun Kaulah pertama yang ku dekap Ku ingin  Kau menjadi duniaku Kekasih hatiku Belahan jiwaku Lentera kehidupanku Tak ada kata letih  Untuk mencintaimu Ku pahami relung jiwamu Ku selami dasar hatimu Ku ingin cinta ini Bukan hanya sehidup semati Tetapi sehidup se-Surga Denganmu karena Allah Kekal abadi selamanya Sragen, 2 Desember 2020